Kamis, 16 November 2017

Standar Pertamina cargo monitoring

Greetings Tanker Man

Berikut saya mencoba untuk share mengenai pekerjaan bongkar muatan kapal yang berkaitan dengan pertamina (kapal charter Pertamina). Tugas mualim satu (ch. officer) merupakan salah satu dari sekian tuga yang berat. Maksud dari tugas tersebut adalah handling cargo (penanganan muatan) mulai dari loading port, transport, discharge port dan ditotal menjadi performance kapal secara keseluruhan mengenai jasa pengangkutan muatan (bahan bakar minyak / bbm). 

Mohon perhatikan Capture di bawah :


Capture tersebut secara singkat mengerangkan mengenai angka loss toleransi yang di tetapkan saat ini oleh pihak pertamina. Toleransi tersebut adalah :

I. Kapal pada pelabuhan muat (POL)

1. R1 = -0.20 % (R1 = BL vs SFAL)

Yang dimaksud dengan R1 adalah loading loss pada pelabuhan muat, angka yang menjadi acuan adalah angka bill of lading (BL) dan angka kapal setelah muat (ship figure after loading / SFAL).
Angka Bill of lading (konosemen) di keluarkan oleh pihak pertamina di pelabuhan loading, mereka akan mengecek tanki darat (tanki pertamina) setelah kegiatan muat selesai. Perhitungan yang melibatkan Loading master + independent surveyor untuk melakukan perhitungan dan selanjutnya dilaporkan ke operation head (OH) Pertamina.
Setelah di setujui oleh OH maka Bill Of Landing (BL) pun di keluarkan berserta dengan cargo manifest  dan di antar ke kapal sebagai dokument cargo (dokumen muatan) yang sah. Original Bill of Lading (BL) dan manifest di bawa oleh kapal dan di serahkan ke pihak (penerima pelabuhan bongkar) dalam hal ini Pertamina.

Angka kapal setelah loading (SFAL) didapatkan dari hasil pengukuran (sounding) tanki muatan (cargo tank) dengan memperhatikan draft, trim, temperature, density dan kadar air.

Pengukuran (sounding) dapat di lakukan dengan sounding dasar (dengan depth tape) atau melalui pengukuran ullage (dengan MMC).

Setelah semua pengukuran di dapatkankan, segera dilakukan perhitungan dengan mempersiapkan table tanki (calibration tank) yang di lakukan oleh mualim 1 (ch. officer), loading master (LM) dan independent surveyor.

Perhitungan akan di dapat adalah 
- Angka kilo liter (10³) obsv atau dengan singkatan KLObs, 
- Selanjutnya dengan temperatur dan density akan di dapatkan Volume Correction Factor / VCF (table 54 dari ASTM) (KLObs X Vol Corrction Factor) untuk mendapatkan kilo liter standar 15' atau yang bisa singkat dengan KL'15, 
- Selanjutnya  dengan Volume Conv Factor / VCF (table 52 dari ASTM) (KL15 X Volume Conv Factor) akan di dapatkan angka barrells 60' F, 
- Selanjutnya dengan Weight Conv Factor / WCF (KL15 X WCF) akan di dapatkan angka Metric Ton dan seterusnya.

II. Kapal Berlayar

2. R2 = -0.07 % (R2 = SFAL vs SFBD)

Yang dimaksud dengan R2 adalah Transport loss atau susut saat perjalanan dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar.
Saat kapal sandar di pelabuhan bongka, maka akan dilakukan pengecekan / perhitungan muatan, ini dilakukan untuk mengetahui susut yang terjadi selama perjalanan (pelayaran kapal).

Proses nya hampir sama dengan pengecekan angka kapal sesudah muat (SFAL), angka kapal sebelum bongkar (Ship Figure Before Discharge / SFBD) juga dicek dengan cara sounding dasar atau dengan pengecekan ullage, draft kapal, density, temperatur dan kadar air.

III. Kapal Bongkar Muatan

3. R3 = -0.20 % (R3 = SFBD vs AR)

Yang dimaksud dengan R3 adalah discharge loss atau susut saat pembongkaran dari kapal ke tanki darat melalui pipa darat.
Setelah kapal dinyatakan commence discharge, maka kapal segera memulai pompa dengan discharge rate dan pressure yang sudah di jadikan agreement (discharge agreement), lalu setelah kapal completed discharge, maka akan di lakukan pengecekan oleh pihak pertamina, surveyor dan pihak kapal dan selanjutnya di terbitkan surat empty dan dry.

VI. Actual Received

4. R4 = -0.47 % (R4 = R1 + R2 + R3)
Yang di maksud dengan R4 adalah nilai rata-rata dari performance kapal dalam hal ini cargo operation, mulai dari kapal berada di pelabuhan muat (POL) hingga kapal berada di pelabuhan bongkar (POD)

note : yang perlu di perhatikan, bahwa acuan angka yang di pakai oleh pertamina adalah angka Barrels 60'F



8 komentar:

  1. untuk R3 surat empty dan dry ini seperti apa ya dan digunkan untuk apa?
    mohon pencerahannya kran masih awam

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk surat empty / dry, akan di buat oleh independent surveyor, di tanda tangani oleh pihak yang memeriksa tanki setelah bongkar muatan (surveyor, loading master, pihak kapal). surat tersebut menerangkan bahwa di tanki kapal sudah tidak ada minyak atau cargo yang tersisa (atau sampai batas unpumpable). surat tersebut dapat digunakan jika ada dispute pada aktual penerimaan darat (AR).

      Hapus
  2. Selamat pagi...mohon ijin utk mengomentari artikel diatas...berkenaan dengan BL (Before Loading) dari penjelasan diatas disebutkan bahwa Independent Surveyor & Loading Master untuk mengecheck pada shore tank & melakukan perhitungan setelah kegiatan loading selesai untuk dilaporkan kepada Operation Head (OH) Pertamina. yg perlu sy tanyakan apakah dari pihak transportir dalam hal ini Crew kapal yg berkepentingan dan bertanggung jawab dengan muatannya mengapa tdk dilibatkan pada saat perhitungan hasil pengecheckan dari shore Tank, sehingga bs di Compared dengan hasil sounding kapal?...apakah Independent Surveyor bener-bener Independent?....Trima kasih

    BalasHapus
  3. mohon izin gan bantu biar gak khilaf..
    pertanyaannya tentang kenapa crew kapal g di libatkan dalam cek shore tank
    1. pihak kapal jika ke Shore tank dan berinteraksi dengan pihak shore (u know lah ada duit pelicinnya)
    2. pihak kapal aja bertugas membawa dan menjaga R2 untuk R1(bisa di maklumi jika berdasarkan VEF menunjukkan ratio yg positif) dan R3 berdasarkan VEF , jdi saya rasa untuk pengecekkan shore gak perlu yg penting hanya saja ada bbrp hal RI pihak kapal di ikut sertakan hehehe

    untuk mimin bisa di include gak untuk R1' & R3' karna utk kegiatan STS yg disch. port lbh dri 1*

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Kira2 untuk justifikasi yg baik,jika R3 dan R4 loss ,gimana bagus nya

    BalasHapus
  6. Chief.. berdasarkan regulasi atau acuan apa yg menentukan R1:-0.20% R2: -0.07% dan R3: -0.20%..? Terimakasih

    BalasHapus