Senin, 23 Oktober 2017

Tabrakan kapal dan contoh P&I

TABRAKAN KAPAL

Peristiwa penting tapi sangat pahit bagi angkutan laut adalah peristiwa tabrakan kapal. Yang di maksud “tabrakan” ialah  antara benda terapung dengan benda terapung lainnya, misalnya tabrakan antara kapal dengan kapal.

Kapal bertabrakan dengan es terapung atau dengan sesuatu benda terapung di lautan dianggap sebagai “PERIL OF THE SEA”. Kapal menubruk kerangka kapal di laut (WRECK) atau menubruk dermaga atau menubruk DAM (break water) perlabuhan atau menubruk benda permanen di laut atau di pelabuhan dianggap sebagai “PERIL OF THE SEA”.

1.     Jika terjadi tabrakan antara kapal dengan kapal, maka kemungkinan yang bersalah adalah sebagai berikut :

a.       Salah satu kapal yang bersalah. Dalam keadaan yang demikian pemilik kapal yang bersalah harus mengganti kerugian yang dialami oleh kapal yang tidak bersalah (pasal 536 KUHD)
b.      Kedua kapal bersalah.  Dalam keadaan demikian pemilik kapal memikul kerugian menurut tingkat kesalahan masing – masing kapal (pasal 537 KUHD)
c.       Tidak ada yang bersalah.  Karena tubrukan terjadi secara kebetulan atau karena terpaksa atau karena tidak diketahui atau tidak dapat di tentukan kapal mana yang bersalah atau karena ada keragu-raguan terhadap sebab-sebabnya tabrakan. Dalam keadaan yang demikian masing-masing memikul kerugiannya (pasl 535 KUHD).

2.       Jika kapal tabrakan, maka kerugian yang mungkin di derita kapal tersebut adalah :

a.       Kerugian fisik kapal yaitu biaya memperbaiki kerusakan  kapal.
Ganti rugi atas kerugian fisik kapal di tanggung oleh penanggung berdasarkan pertanggungan H & M adalah sebagai berikut :
1)      Menurut peraturan Inggris (INSTITUTE TIME CLAUSE); penanggung hanya menggantisebesar ¾ kerugian , dan kerugian yang ¼ lagi dapat di peroleh gantinya dari P & I Club
2)      Menurut peraturan U.S.A ; penanggung membayar kerugian sepenuhnya
3)      Menurut peraturan Belanda (Standard Dutch Hull Form);  kerugian diganti sepenuhnya tetapi maksimal sebesar harga pertanggungan
4)      Menurut peraturan Indonesia, pasal 713 s/d 718 KURD (Standard Indonesia Hull Form) ; di ganti sepenuhnya
b.      Kerusakan barang-barang yang ada di kapal
Ganti rugi atas kerusakan barang-barang di tanggung oleh penanggung, jika pemilik barang tidak berhasil memperoleh ganti rugi dari pemilik kapal (pengangkut), asalkan ditutup pertanggungan untuk resiko tubrukan
c.       Kehilangan uang tambang atas barang-barang yang rusak (jika tidak dapat lagi di peroleh dari pemilik barang)
Ganti rugi atas kehilangan uang tambang di tanggung oleh penanggung berdasarkan “FREIGHT INSURANCE” sejalan dengan ketentuan ganti rugi atas kerugian fisik kapal yaitu di ganti ¾ bagian dari kerugian (menurut peraturan Inggris), atas di gantinya sepenuhnya (menurut peraturan USA)
d.      Kerugian berupa “DEMURRAGE” selama perbaikan kerusakan fisik kapal.
tidak ada ganti rugi, kecuali kalau di cantumkan pada polis dengan membayar tambahan premi

3.       Salah satu kapal bermasalah

Misal nya kapal A bertabrakan dengan kapal B, dan ternyata kapal A di nyatakan bersalah. Dalam kejadian yang demikian, kapal A menderita dua kali (2x) kerugian; yaitu yang dialami oleh kapal A sendiri dan mengganti kerugian yang dialami kapal B.
Kerugian yang dialami kapal A sendiri akan di ganti oleh penanggung, sedangkan kerugian yang dialami oleh kapal B harus di ganti oleh pemilik kapal A. apakah kapal A juga akan memperoleh ganti rugi penanggung?

Ada 2 (dua) aturan yang berbeda :
1)      Menurut peraturan Inggris, penanggung tidak membayar ganti rugi kepada pemilik kapal A yang bersalah.
Jika pemilik kapal A ingin kejadian seperti itu juga ditanggung, maka harus mencantumkan “COLLISION CLAUSE” pada polis atas dasar RDC ¾ dengan membayar premi.
Kerugian yang ¼ bagian termasuk DEMURRAGE dapat di peroleh dari P & I Club
2)      Menurut peraturan USA, diganti sepenuhnya oleh penanggung, tetapi maksimum sebesar harga pertanggungan kapal A atas demurrage tidak ada ganti rugi (diganti oleh P & I Club)

4.       Kedua kapal yang bertabrakan bersalah

Jika kapal A bertabrakan dengan kapal B dan kedua-dua nya bersalah dengan tingkatan kesalahan yang sama atas kerugian yang dialami oleh kapal A dan  kapal B, biasa nya di gunakan sistem “tanggung jawab tunggal (SINGLE LIABILITY) atau sistem tanggung jawab silang (CROSS LIABILITY)

·         Tanggung jawab (Single Liability)
Kapal yang mengalami kerugian terkecil harus ikut memikul derugian yang dialami oleh kapal lain sedemikian rupa, sehingga ke-dua kapal yang bertabrakan itu memikul kerugian sama besarnya.

Misal :
kapal A mengalami kerugian = Rp 350 Juta
kapal B mengalami kerugian =Rp  250 juta
selisih kerugian = Rp 100 juta
kerugian ini harus dipikul bersama oleh kapal A dan kapal B, berarti pemilik kapal B harus membayar kepada pemilik kapal A sebesar Rp 50 Juta (100 juta / 2).
Dengan demikian kerugian kapal A = Rp 350 juta – Rp 50 juta = Rp 300 Juta. Sedangkan kerugian kapal B besarnya Rp 250 juta + Rp 50 Juta = Rp 300 juta.

Sedangkan ganti rugi dari penanggung adalah sebagai berikut :

1.     Menurut peraturan USA, pemilik kapal A dan kapal B masing-masing memperoleh ganti rugi Rp. 300 juta (RDC 4/4), dengan ketentuan jumlah ganti rugi belum melampaui harga pertanggungan.
2.     Menurut peraturan Inggris, pemilik kapal A memperoleh ganti rugi ¾ x Rp 300 juta = Rp 225 juta, dan pemilik kapal B memperoleh ganti rugi sebesar ¾ x Rp 250 juta = Rp 187,5 juta (RDC ¾). Terhadap nilai Rp 50 juta yang di bayarkan oleh pemilik kapal B kepada kapal A, tidak memperoleh ganti rugi.
Maka jika ingin di ganti, maka pada polis harus di cantumkan “Collision Clause” dengan membayar tambahan premi , sehingga akan di peroleh ganti rugi sebesar 2/4 x Rp 50 juta = Rp 37,5 juta.
Pemilik kapal A dan kapal B masing-masing memperoleh ganti rugi sebesar Rp 225 juta dengan ketentuan ganti rugi tersebut belum melampaui harga pertanggungan. Sisa kerugian masing-masing Rp 75 juta dari pemilik kapal A dan kapal B akan diperoleh ganti rugi dari P&I Club.

·         Tanggung jawab silang (Cross Liability)
Akibat dari peristiwa tabrakan, kapal mengalami kerusakan fisik dan selain kerugian untuk memperbaiki kerusakan fisik tersebut, kapal juga mengalami kerugian demurrage selama perbaikan kapal (reparasi atau naik dock).

Berdasarkan polis H & M tidak ada ganti rugi atas demurrage, sehingga untuk mengatasinya pemilik kapal memcantumkan “ Cross Liability” pada polis dengan membayar tambahan premi.
Dengan adanya syarat ini, maka jika terjadi peristiwa kapal tabrakan, kerugian demurrage diberlakukan sebagai kerugian fisik kapal, misalkan :

Kerugian fisik kapal A                   =             Rp 350 juta
Kerugian demurrage A                  =             Rp   50 juta
Jumlah                                            =              Rp 400 juta

Kerugian fisik kapal B                    =             Rp 250 juta
Kerugian demurrage B                   =             Rp   30 juta
Jumlah                                                  =             Rp 280 juta

Sisa kerugian                                      =             Rp 120 juta

Kapal B membayar kepada kapal A sebesar Rp 60 juta, dengan demikian kapal A mengalami kerugian Rp 400 juta – Rp 60 juta = Rp 340 juta

Kerugian kapal B = Rp 280 juta + Rp 60 juta = Rp 340 juta.

Ganti rugi dari penanggung diatur sebagai berikut :
1.       Menurut peraturan USA, pemilik kapal A dan kapal B masing-masing memperoleh ganti rugi Rp 340 juta
2.       Menurut peraturan Inggris, dengan “Collision Clause” measing-masing memperoleh ganti rugi ¾ x Rp 340 juta = Rp 255 juta, sisa kerugian masing-masing kapal A dan kapal B sebesar Rp 85 juta (di ganti oleh P&I Club)

5.       Contoh lain “three fourth collision liability”

a.       The underwriters agree to indemnity the assured for three – fourth of any sum or sums paid by the assured to any other person or person by reason of the assured becoming legally liable by way of damage for :
1.       Loss of or damage to any other vessel or property on any other vessel
2.       Delay to or loss use of any such other vessel or property there on
3.       General average of salvage of, or salvage under contract of, any such other vessel or property there on
4.       Where such payment by the assured is in consequence of the vessel hereby insure coming into collision with any other vessel

b.      Involvement of P& I Clubs
In case of collision, if vessel is entered with a protection & indemnity club (P&I club), the club will also need to be notified as soon as possible in view that normally the club covers one fourth of the collision liability in addition to other liability the ship-owners may have. If ship-owners of the other vessel feel that insured vessel at least partly to blame they may demand security to be provided by ship-owners.
In many case the demand is made by arresting or threatening to arrest insured vessel or her sisters, if any. The demand needs to be met quickly least insured vessel or her sister, if any is delayed by the arrest.

c.       Liability arising from collision
A collision between ships is usually due to human error. Legal liability is based on the tortof negligence.

Because : she must follow rules 9 of international coll-reg

1.       For example, if vessel  A  is 50 % to blame and vessel B is 50 % to blame the damage area dealt with as follows

A loss say is SGD 10.000
B loss say is SGD 25.000

A must pay B 50 % of SGD 25.000, and B must pay A 50 % of SGD 10.000

2.       Running down clause (institute time clause condition), the insurance covering for collision damage as the following :
-          Three fourth (3/4) provided by the hull insurers
-          One fourth (1/4) provided by the P & I clubs

d.      Example involving cargo damage
The two ships (A and B). A is found 75 % to blame, B is blame found 25 % to blame with following damages :

Damage to A’s Ship                 =             SGD   80.000
A’s Demurrage                          =             SGD   40.000
Damage to cargo on ship A        =            SGD 240.000

Damage to B’s Ship                 =             SGD 160.000
B’s Demurrage                          =             SGD   80.000
Damage to cargo on ship B   =             SGD   80.000
A pay to owners of cargo on B 75 % of SGD 80.000 = SGD 60.000
B pay to owners of cargo on A 25 % of SGD 240.000 = SGD 60.000

Settlement between the two ships is made on the basis of single liability :
A pays B = (75 % of SGD 240.000) – (25 % of SGD 120.000) = SGD 150.000

A’s underwriters :
Would pay the amount of damage to ship A                                               SGD   80.000
¾ of 75 % of B’s total damage (i.e ¾ of 75 % of SGD 240.000)               SGD 135.000
¾ of sum paid to cargo on B (i.e ¾ of SGD 60.000)                                  SGD   45.000

                                                                                                                     SGD 260.000

And would received credit for 25% of the damage to ship A
(i.e 25 % of SGD 80.000)                                                                            SGD    20.000

Total payable by A’s underwriters                                                               SGD  240.000

A’s P & I club would pay ¼ of the 75 % of B’s damage                             SGD    45.000
And ¼ of the sum paid to cargo on B                                                          SGD    15.000
                                                                                                                      SGD    60.000


A’s Total Recovery                                                                                        SGD 300.000

e.      Single liability settlement

1.       Vessel A and B are held to blame 25 % and 75 % respectively

Damage to A (ship)          = SGD    400.000
A demurrage                     = SGD    160.000
                                          = SGD    560.000

Damage to B (ship)          = SGD    800.000
B demurrage                     = SGD    320.000
                                          = SGD 1.120.000

A has to pay B : 25 % SGD 1.120.000                                      =             SGD 280.000
B has to pay A : 75 % SGD    560.000                                      =             SGD 420.000
Settlement at law involving one payment
Only, i/e B pay A                                                                       =             SGD 420.000


2.       Both vessel are fully insured and entered with P & I club under single liability basis the settlement under respective policies would be as follow :
-          A’s underwriters would pay the amount of the damage to ship A =  SGD 400.000
-          Received A credit for the proportion of A’s recovery from B, namely
SGD 140.000, applying to the damage ship A,
i/e SGD 400.000   x   SGD 140.000                                            =      SGD 100.000
      SGD 560.000
Total payable by A’s underwriters                                               =      SGD 300.000


A’s P & I club would not make any payment
-  B’s underwriters would pay the amount of the damage to ship B =  SGD 800.000
- and ¾ of the amount paid by B to A (3/4 x SGD 140.000)         =     SGD 105.000
 

Total payable by B’s underwriters                                                 =     SGD 905.000
B would also recover the remaining one fourth of                                SGD 140.000
From his P & I                                                                               =     SGD   35.000
 


       B’s total recover would be                                                             =    SGD 940.000

3.      When both vessel are to blame, the position is more complicated, under the law the party who has larger amount of liability needs only to pay the difference of his and the other’s who have less smaller amount of liability, this process is called “single liability” principle. However provided neither vessel has limited, liability  the clause preserves the principle of “cross liabilities” which works on the assumption that both vessels have actually made a payment to the other side.
Under the clause, underwriters agree to meet three fourths of legal costs incurred in contesting liability, or in obtaining limitation liability, providing their prior written agreement has been obtained.

Normally the demanded security in form of bank guarantee has to be provided, but nowdays  P & I club letter of undertaking issued by well reputed P & I club has been acceptable in lieu of the bank guarantee, if the club is requested to issue such a letter of guarantees from underwriters for their respective share in liability. This process may take along time particularly when the hull policy is subsc ribed  by many underwriters and consequently the insured vessel may be detained for some time, for this reason and also for the fact that P & I clubs are usually more equipped in dealing with collision matters, many insured have taken off the three fourth RDC cover from the hull policy and get the full cover from P & I club.

4.     The limitation of underwriters liability to three fourths of insured value is expressly applied to “any one collision” so that if the vessel collides with more than one other ship, even as result of the same accident, the limit of liability will be applicable to each collision. However, it is a requirement that as result of the collision :
a.       The assured has become for and has paid damage to the owners of the other vessel or property in the other vessel
b.      Such damage must have been paid to satisfy a liability in tort and not as the result of a statutory or contractual obligation, for example ; the contractual liability imposed upon the tow by many towage agreements regardless of fault.

f.        Cross liability
1.       A’s underwriters would pay the amount of the damage to ship A                              SGD   400.000
And three-fourth of 25% of B’s total damages which A is assumed
To have paid B, namely ¾ of 25 % of SGD 1.120.000    =  SGD   210.000
                                                                                                                                                SGD   610.000
And would received credit for 75 % of the damage to ship A which
Is assumed to have recovered from B                          = SGD   300.000
Total payable by A’s underwriters                                                                            SGD   310.000
A’s P & I club would pay one – fourth of 25 % of B’s total damage     = SGD     70.000
A’s total recovery would b therefore be                                                                                SGD   380.000

2.       Similarly :
B’s underwriters would pay the amount of the damage to ship B                              SGD   800.000
The damage to ship B and three fourth of 75 % of A’s total damage
Namely ¾ of 75 % of SGD 560.000                                                                             SGD   315.000
                                                                                                                                                SGD 1.115.000

And would receive credit for 25 % of the damage to ship B, which A
Is assumed to have recovered from A                                                      SGD   200.000
Total payable by B’s underwriters                                                           SGD   915.000
B’s P & I club would pay one fourth of 75 % of A’s total damage           SGD   105.000
B’s total recovery would therefore be                                                      SGD 1.020.000

Referensi buku :
1.       Undang – undang RI no 21 thn 1992 tentang pelayaran
2.       Asuransi Maritim, Capt Istopo, yayasn citra samudera – jakarta 2001

3.       Buku  “Asuransi Maritim” untuk Diklat ANT 1 – BP3IP Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar